Pada umumnya guru selalu beranggapan bahwa dirinya merupakan satu-satunya sumber belajar dikelas. Ia paling tahu, paling menentukan siswa, dan sering tidak mau kalah dari siswa. Guru merasa bahwa tugasnya sebagai pengajar adalah menyampaikan pelajaran kepada siswa, sesudah itu menilai siswa, apakah bahan yang disampaikannya telah dipahami atau tidak. Sering juga ditemukan guru terlalu banyak berperan, misalnya tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya atau berpendapat bahkan untuk mencoba aplikasi try out ukom secara gratis . Ia sendiri memborong semua pembicaraan dengan tujuan agar semua bahan dapat diselesaikan dalam waktu tersetbut. Ia juga tidak peduli terhadap sumber-sumber belajar yang ada, sebab ia beranggapan bahwa bahan pelajaran telah dikuasainya. Ia berasumsi bahwa jika siswa diam dan menerima pendapat guru, mencatatnya dan mengangguk-angguk pada waktu guru berbicara, atau tidak ada pertanyaan manakala diberi kesempatan bertanya, maka apa yang dilakukannya telah berhasil. Di lain pihak ada pula guru yang senang memberikan tugas kepada siswa dalam bentuk membaca buku bab tertentu, atau menyuruh siswa melakukan diskusi untuk membahas topik tertentu, namun ia sendiri pergi meninggalkan kelas. ia berasumsi bahwa dengan kegiatan seperti itu siswa akan belajar lebih aktif dibandingkan dengan menyampaikan pelajaran melalui ceramah. Gambaran diatas merupakan gambaran yang keliru tentang posisi dan peranan guru sebagai pengajar yang profesional. Apalagi jika dikaitkan dengan konsep Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA). Dalam pengajaran yang memiliki kadar Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) tinggi, posisi dan peranan guru sangat berbeda dengan gambaran diatas. Dalam pengajaran guru harus menempatkan diri sebagai. a. Pemimpin belajar, artinya merencanakan, mengorganisasi, melaksanakan, dan mengontrol kegiatan siswa belajar. Merencanakan kegiatan siswa belajar terutama menentukan tujuan belajar siswa, apa yang harus dilakukan oleh siswa, sumber-sumber belajar mana yang harus dipersiapkan atau disediakannya. Mengorganisasi kegiatan belajar artinya menentukan dan mengarahkan bagaimana cara siswa melakukan kegiatan belajar, mengatur lingkungan belajar siswa, mengoptimalkan sumber-sumber belajar siswa, mendorong motivasi belajar siswa. Melaksanakan pengajaran dalam pengertian melakukan rencana diatas dalam bentuk tindakan nyata membantu siswa belajar. Mengontrol kegiatan belajar siswa dimaksudkan mengawasi, memberikan bantuan, bimbingan, petunjuk, mencatat kekurangan dan kesalahan untuk dibahas dan diperbaiki, menilai proses belajar dan hasil belajar yang dicapainya. Posisi ini menuntut guru memiliki kesanggupan-kesanggupan mengelola kelas, melakukan hubungan sosial dengan siswa, memahami individu siswa, memberikan bimbingan belajar. pola kepemimpinan kelas yang demokratis merupakan ciri utama dalam proses pengajaran. Demokratisasi belajar diartikan sebagai adanya kebebasan belajar bagi siswa, namun terkendali dengan tujuan pengajaran. Beberapa ciri yang harus menonjol dalam kegiatan belajar yang demokratis adalah adanya partisipasi semua siswa dalam belajar, adanya kebebasan siswa mengemukakan pendapatnya dalam memecahkan masalah yang dipelajarinya, adanya kesediaan siswa untuk menerima dan mempertimbangkan pendapat siswa lain, adanya kesempatan bagi para siswa untuk menarik kesimpulan dari hasil belajarnya. b. Fasilitator belajar, artinya memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya. kemudahan tersebut bisa diupayakan dalam berbagai bentuk, antara lain menyediakan sumber dan alat-alat belajar seperti buku-buku yang diperlukan, alat peraga, alat belajar lainnya, menyediakan waktu belajar yang cukup kepada semua siswa, memberikan bantuan kepada siswa yang memerlukannya, menunjukkan jalan keluar dalam pemecahan masalah yang dihapai siswa, menengahi perbedaan pendapat yang muncul dari para siswa, tampil sebagai juru selamat manakala masalah tidak dapat dipecahkan oleh siswa. c. Moderator belajar, artinya sebagai pengatur arus kegiatan belajar siswa. Sebagai moderator, guru menampung persoalan yang diajukan oleh siswa dan mengembalikan lagi persoalan tersebut kepada siswa lain untuk dijawab dan dipecahkannya. Jawaban siswa tersebut dikembalikan kepada penanya atau kepada kelas untuk dinilai bersama benar-tidaknya sebagai jawaban. Dengan demikian setiap siswa dikondisikan untuk aktif memberikan respons terhadap pertanyaan yang diajukan. Guru sebagai moderator tidak hanya mengatur arus kegiatan belajar, tetapi juga bersama siswa harus menarik kesimpulan atas jawaban masalah sebagai hasil belajar siswa, atas dasar semua pendapat yang telah dibahas dan diajukan siswa. d. Motivator belajar, artinya sebagai pendorong agar siswa mau melakukan kegiatan belajar. Sebagai motivator, guru harus menciptakan kondisi kelas yang merangsang siswa melakukan kegiatan belajar, baik kegiatan individual maupun kelompok. Stimulasi atau rangsangan belajar para siswa bisa ditumbuhkan dari dalam diri siswa dan bisa ditumbuhkan dari luar diri siswa. Dorongan belajar yang tumbuh dari dalam dirinya disebut motivasi intristik. Motivasi ini muncul manakala kegiatan belajar itu menjadi kebutuhan para siswa. Oleh sebab itu, menjadikan kegiatan belajar sebagai bagian dari kebutuhannya harus diupayakan oleh para guru, misalnya dengan menumbuhkan kesadaran siswa bahwa belajar hari ini untuk meraih hari esok yang lebih baik; tiada hari tanpa belajar adalah semboyan bagi orang yang punya masa depan yang cemerlang; pengetahuan adalah sumber kehidupan dan kebahagiaan; dan lain-lain.6 Adapun dorongan belajar yang tumbuh dari luar disebut motivasi ekstrinsik. Motivasi ini dapat dilakukan oleh guru melalui penghargaan bagi mereka yang berprestasi, pujian dan acungan jempol bagi siswa yang melakukan kegiatan belajar dengan baik, bahkan mungkin memberikan hukuman atau sanksi bagi siswa yang tidak melakukan kegiatan belajar yang diharapkan. memberikan nilai tinggi terhadap hasil belajar siswa biasanya menjadi pendorong belajar bagi siswa. e. Evaluator artinya sebagai penilai yang objektif dan komprehensif. Sebagai evaluator, guru berkewajiban mengawasi, memantau proses belajar siswa dan hasil-hasil belajar yang dicapainya. Disamping itu guru berkewajiban melakukan upaya perbaikan proses belajar siswa, menunjukan kelemahan belajar siswa dan cara memperbaikinya, baik kepada siswa secara perseorangan maupun secara kelompok atau kelas. Aspek yang paling utama dinilai dan dipantau adalah proses kegiatan belajar siswa, baik perseorangan maupun kelompok. Sampai taraf mana aktivitas belajar yang dilakukan oleh siswa harus ditemukan sebagai bahan untuk mengembangkan kegiatan belajar selanjutnya. Peran Guru Dalam Pembelajaran
Semua orang yakin bahwa guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Keyakinan ini muncul karena manusia adalah makhluk lemah, yang dalam perkembangannya senantiasa membutuhkan orang lain, sejak lahir, bahkan pada saat meninggal. Semua itu menunjukan bahwa setiap orang membutuhkan orang lain dalam perkembangannya, demikian halnya peserta didik; ketika orang tua mendaftarkan anaknya ke sekolah pada saat itu juga ia menaruh harapan terhadap guru, agar anaknya dapat berkembang secara optimal. Minat, bakat, kemampuan, dan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan guru. Dalam kaitan ini guru perlu memperhatikan peserta didik secara individual, karena antara satu peserta didik dengan yang lain memiliki perbedaan yang sangat mendasar. Mungkin di antara penulis masih ingat, ketika duduk di kelas 1 SD, guru-lah yang pertama kali membantu memegang pensil untuk menulis, ia memegang satu demi satu tangan peserta didik dan membantunya untuk dapat memegang pensil dengan benar. Guru pula yang memberi dorongan agar peserta didik berani berbuat benar, dan membiasakan mereka untuk bertanggung jawab terhadap setiap perbuatannya. Guru juga bertindak bagai pembantu ketika ada peserta didik yang buang air kecil, atau muntah dikelas, bahkan ketika ada yang buang air besar dicelana. Guru-lah yang menggendong peserta didik ketika jatuh atau berkelahi dengan temannya, menjadi perawat, dan lain-lain yang sangat menuntut kesabaran, kreatifitas dan profesionalisme. Memahami uraian diatas, betapa besar jasa guru dalam membatu pertumbuhan dan perkembangan para peserta didik. Mereka memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam membentuk kepribadian anak, guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM), serta mensejahterakan masyarakat, kemajuan negara, dan bangsa. Guru juga harus berpacu dalam pembelajaran, dengan memberikan potensinya secara optimal. Dalam hal ini, guru harus kreatif, profesional, dan menyenangkan, dengan memposisikan diri sebagai berikut. 1. Orang tua yang penuh kasih sayang pada peserta didiknya. 2. Teman, tempat mengadu, dan mengutarakan perasaan bagi para peserta didik. 3. Fasilitator yang selalu siap memberikan kemudahan, dan melayani peserta didik sesuai minat, kemampuan, dan bakatnya. 4. Memberikan sumbangan pemikiran kepada orang tua untuk dapat mengetahui permasalahan yang dihadapi anak dan memberikan saran pemecahannya. 5. Menupuk rasa percaya diri, berani dan bertanggung jawab. 6. Membiasakan peserta didik untuk saling berhubungan (bersilaturahmi) dengan orang lain secara wajar. 7. Mengambangkan proses sosialisasi yang wajar antar peserta didik, orang lain, dan lingkungannya. 8. Mengembangkan kreativitas. 9. Menjadi pembantu ketika diperlukan. Untuk mengetahui tuntutan diatas, guru harus mampu memaknai pembelajaran, serta menjadikan pembelajaran sebagai ajang pembentukkan kompetensi dan perbaikan kualitas pribadi peserta didik. Untuk kepentingan tersebut, dengan memperhatikan kajian Pullias dan Young, serta Yelon and Weinstein (dalam E. Mulyasa), dapat diidentifikasikan sedikitnya 19 peran guru, yakni guru sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pelatih, penasehat, pembaharu (innovator), model dan teladan, pribadi, peneliti, pendorong kreativitas, pembangkit pandangan, pekerja rutin, pemindah kemah, pembawa ceritera, aktor, emansipator, evaluator, pengawet, dan sebagai kulminator.
0 Comments
Leave a Reply. |